Pada bagian ini masih belum
mengarah ke penjelasan keindahan lokasi Wisata Alam Stone Garden atau Taman
Batu. Pada bagian ini akan sedikit disinggung mengenai pengelolaan dari Stone
Garden. Perlu dicatat, jika penulisan kali ini dilakukan dengan informasi seadanya
yang saya dapat dari kedua belah pihak kepengurusan. Saya pribadi tidak sedang
memojokan atau melebihkan salah satu pihak, terlebih saya tidak dibayar juga
oleh salah satu pihak pengelola. Jika tidak terlalu tertarik mengenai
pembahasan ini, bisa langsung ke bagian tiga dimana dituliskan mengenai
taman Wisata Alam Stone Garden dari segi pariwisata, dan kepuasan apa yang
didapatkan oleh pengunjung.
Wisata Alam Stone Garden ini
sebenarnya pada awalnya tidak dijadikan sebagai Wisata Alam utama, namun
seiring informasi yang cepat menyebar menjadikan tempat ini lebih banyak
dikunjungi oleh travelers dibanding Wisata Alam yang berada di bagian bawah
Stone Garden yaitu Goa Pawon. Karena mendadak secara terkenal, maka
kepengurusan Wisata Alam ini sedikit ada permasalahan. Yaitu adanya dualisme
kepengurusan antara kepengurusan dari pemerintah Kab. Bandung Barat dan juga
kepengurusan dari warga sekitar.
Ketika saya masuk ke area wisata Goa
Pawon, saya dan teman-teman main sedikit mengobrol dan mendapatkan penjelasan
dari pengelola dari sisi kepengurusnan oleh pemerintah. Informasi yang saya
dapatkan adalah bahwa taman Wisata Alam Stone Garden ini, masih dalam area
taman wisata Goa Pawon, sehingga kepengurusan dan tanggung jawab pengunjung
berada pada pengelolaan pemerintah. Disini juga dijelaskan bahwa untuk
kedepannya akan ada pengembangan yaitu dibuatkannya suatu desain Wisata Alam
yang nyaman dan aman. Sementara pengunjung tetap berdatangan meskipun belum
secara resmi “dibuka” oleh kepengurusan dari pemerintah ini, maka pengunjung
akan melakukan perjalan ke area Stone garden dengan melalui track yang
seadanya, yaitu tanah yang diberikan bebatuan dibentuk anak tangga, namun belum
diberikan pegangan sehingga ketika hujan track akan sangat licin.
Pihak pengelola dari pemerintah
mengatakan kepada pengujung bahwa di atas aka nada penagihan pembayaran uang
masuk ke Garden Stone yang dilakukan oleh pihak warga. Namun mereka mengatakan,
pengunjung bisa membayar taupun tidak pada pengelolaan yang dilakukan warga
ini. Karena dari pihak pengelolaan yang dilakukan oleh pemerintah, mengataan
bahwa wisata Garden Stone ini masih berada pada wilayah Wisata Alam Goa Pawon.
Kelebihan pembelian tiket dari track Goa Pawon adalah ketika ada hal-hal yang
tidak diinginkan misalkan kecelakaan pengunjung, maka pengunjung yang memiliki
tiket masuk melalui area Goa Pawon akan mendapatkan perlindungan asuransi.
Setidaknya ada tanggung jawab terhadap pengunjung lah. Informasi lain yang saya
dapatkan adalah bahwa kedepannya, tempat jual makanan yang ada di area Garden
Stone akan dirapikan maupun direlokasi oleh Satpol PP pemerintahan Kab. Bandung
Barat. Sudah seharusnya, Wisata Alam itu ya harus alami, jangan dipenuhi oleh
lapak jualan, meskipun ada diharapkan ditempatkan ke tempat yang lebih baik
bukan di area wisata.
Keuntungan jika menggunakan track
melalui gerbang Wisata Alam Goa Pawon ini adalah, bisa ke Goa Pawon yaitu goa
yang sering masuk TV sebagai latar film kerasaan atau misteri, sekaligus bisa
Taman Batu atau Garden Stone. Tempat parker bersih dan rapi, ada bangunan yang
ditengahnya ditempatkan miniature area wisata Goa Pawon, serta ada masjid dan
toilet untuk pengunjung. Pengelolanya ramah-ramah dan tidak ada kesan judes
atau cuex sama pengujung. Disini juga ada area yang masih seadanya (karena
masih dalam tahap pengembangan) untuk tempat camping jika pengunjung ingin
merasakan sensasi camping di area Wisata Alam Goa Pawon. Satu hal lagi, kita
sekaligus memberikan kontribusi kepada pemerintah daerah untuk mengembangkan
lagi Wisata Alamnya.
![]() |
Tiket resmi pengelolaan Pemerintah ada Asuransi pengunjung |
Selain pengelolaan yang dilakukan
oleh pemerintah melalui pengelola Wisata Alam Goa Pawon, area Stone Garden ini
pula dikelola oleh warga sekitar. Jalur masuknya berbeda dengan track Goa Pawon.
Loketnya sendiri berada di mulut jalan masuk ke Stone Garden. Adapun beberapa
kelebihannya adalah, jika menggunakan track milik pengelolaan yang dilakukan
oleh warga, tempat parkir akan sangat dekat dengan lokasi Goa Pawon, tiket
masuk juga lebih murah. Namun tiket masuk disini mereka sebut sebagai tiket
kebersihan, meski di area Stone Garden masih ada beberapa sampah yang
berserakan, dan tempat sampah yang tidak terawat dengan baik. Hal lainnya
adalah, tidak ada bukti pembayaran berupa tiket, serta tidak ada penjelasan
mengenai asuransi, dan hak-hak pengunjung. Saya sedikit melakukan percakapan
dengan petugas tiketnya. Oh iya, sebelumnya saya membayar tiket untuk masuk ke
area Garden Stone ini sebanyak dua kali, yaitu pembayaran tiket di loket masuk
ke Goa Pawon yang dikelola pemerintah, dan pembayaran di loket milik warga.
Petugas tiket bilang bahwa loket ini dilakukan oleh warga sekitar, karena
beberapa area tanah yang ada di Garden Stone ini adalah milik warga. Saya tidak
berusaha mendebat beliau, dan hanya menangkap informasi sesuai dengan apa yang
dikatakan.
Setelah masuk ke area Garden
Stone, sesekali saya lihat beberapa warga menggunakan pakaian adat sunda
membawa karung yang berisikan sampah-sampah yang telah dikumpulkan. Dari sini
saya fikir, ya lumayan setidaknya ada hal yang dilakukan untuk kenyamanan
pelanggan. Sementara belum ada dari pihak pemerintah yang bertanggung jawab
akan kebersihan area, serta tidak banyak tempat sampah yang disediakan, tim
pengelola yang dilakukan warga ini sangat bermanfaat. Jika dibayangkan,
bagaimana jadinya Wisata Alam yang indah ini jika dipenuhi oleh sampah dari
pengunjung. Sekedar saran, “mohon kepada pengunjung Garden Stone maupun tempat Wisata
Alam lainnya, untuk selalu menjaga kebersihan area wisata. Untuk kenyamanan
bersama, sebagai wujud tanggung jawab kita kepada dunia”.
Kesimpulan yang bisa didapat adalah, bahwa pengelolaan yang dilakukan oleh pihak pemerintah dan warga setempat memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Meski sebenarnya yang agak dirugikan dari dualism kepengurusan ini adalah pengunjung. Namun semoga kedepannya akan ada jalan tengah yang bisa memberikan keuntungan kepada pengelola dari pemerintah, kepada warga masyarakat sekitar, terlebih pengunjung yang terpenuhi hak-haknya. Aamiin.
ConversionConversion EmoticonEmoticon