[STONE GARDEN Bagian 2] – Kepengurusan Stone Garden



Pada bagian ini masih belum mengarah ke penjelasan keindahan lokasi Wisata Alam Stone Garden atau Taman Batu. Pada bagian ini akan sedikit disinggung mengenai pengelolaan dari Stone Garden. Perlu dicatat, jika penulisan kali ini dilakukan dengan informasi seadanya yang saya dapat dari kedua belah pihak kepengurusan. Saya pribadi tidak sedang memojokan atau melebihkan salah satu pihak, terlebih saya tidak dibayar juga oleh salah satu pihak pengelola. Jika tidak terlalu tertarik mengenai pembahasan ini, bisa langsung ke bagian tiga dimana dituliskan mengenai taman Wisata Alam Stone Garden dari segi pariwisata, dan kepuasan apa yang didapatkan oleh pengunjung.

Wisata Alam Stone Garden ini sebenarnya pada awalnya tidak dijadikan sebagai Wisata Alam utama, namun seiring informasi yang cepat menyebar menjadikan tempat ini lebih banyak dikunjungi oleh travelers dibanding Wisata Alam yang berada di bagian bawah Stone Garden yaitu Goa Pawon. Karena mendadak secara terkenal, maka kepengurusan Wisata Alam ini sedikit ada permasalahan. Yaitu adanya dualisme kepengurusan antara kepengurusan dari pemerintah Kab. Bandung Barat dan juga kepengurusan dari warga sekitar.

Ketika saya masuk ke area wisata Goa Pawon, saya dan teman-teman main sedikit mengobrol dan mendapatkan penjelasan dari pengelola dari sisi kepengurusnan oleh pemerintah. Informasi yang saya dapatkan adalah bahwa taman Wisata Alam Stone Garden ini, masih dalam area taman wisata Goa Pawon, sehingga kepengurusan dan tanggung jawab pengunjung berada pada pengelolaan pemerintah. Disini juga dijelaskan bahwa untuk kedepannya akan ada pengembangan yaitu dibuatkannya suatu desain Wisata Alam yang nyaman dan aman. Sementara pengunjung tetap berdatangan meskipun belum secara resmi “dibuka” oleh kepengurusan dari pemerintah ini, maka pengunjung akan melakukan perjalan ke area Stone garden dengan melalui track yang seadanya, yaitu tanah yang diberikan bebatuan dibentuk anak tangga, namun belum diberikan pegangan sehingga ketika hujan track akan sangat licin.

Pihak pengelola dari pemerintah mengatakan kepada pengujung bahwa di atas aka nada penagihan pembayaran uang masuk ke Garden Stone yang dilakukan oleh pihak warga. Namun mereka mengatakan, pengunjung bisa membayar taupun tidak pada pengelolaan yang dilakukan warga ini. Karena dari pihak pengelolaan yang dilakukan oleh pemerintah, mengataan bahwa wisata Garden Stone ini masih berada pada wilayah Wisata Alam Goa Pawon. Kelebihan pembelian tiket dari track Goa Pawon adalah ketika ada hal-hal yang tidak diinginkan misalkan kecelakaan pengunjung, maka pengunjung yang memiliki tiket masuk melalui area Goa Pawon akan mendapatkan perlindungan asuransi. Setidaknya ada tanggung jawab terhadap pengunjung lah. Informasi lain yang saya dapatkan adalah bahwa kedepannya, tempat jual makanan yang ada di area Garden Stone akan dirapikan maupun direlokasi oleh Satpol PP pemerintahan Kab. Bandung Barat. Sudah seharusnya, Wisata Alam itu ya harus alami, jangan dipenuhi oleh lapak jualan, meskipun ada diharapkan ditempatkan ke tempat yang lebih baik bukan di area wisata.

Gerbang Masuk Area Wisata Goa Pawon & Stone Garden

Keuntungan jika menggunakan track melalui gerbang Wisata Alam Goa Pawon ini adalah, bisa ke Goa Pawon yaitu goa yang sering masuk TV sebagai latar film kerasaan atau misteri, sekaligus bisa Taman Batu atau Garden Stone. Tempat parker bersih dan rapi, ada bangunan yang ditengahnya ditempatkan miniature area wisata Goa Pawon, serta ada masjid dan toilet untuk pengunjung. Pengelolanya ramah-ramah dan tidak ada kesan judes atau cuex sama pengujung. Disini juga ada area yang masih seadanya (karena masih dalam tahap pengembangan) untuk tempat camping jika pengunjung ingin merasakan sensasi camping di area Wisata Alam Goa Pawon. Satu hal lagi, kita sekaligus memberikan kontribusi kepada pemerintah daerah untuk mengembangkan lagi Wisata Alamnya.
Tiket resmi pengelolaan Pemerintah ada Asuransi pengunjung

Selain pengelolaan yang dilakukan oleh pemerintah melalui pengelola Wisata Alam Goa Pawon, area Stone Garden ini pula dikelola oleh warga sekitar. Jalur masuknya berbeda dengan track Goa Pawon. Loketnya sendiri berada di mulut jalan masuk ke Stone Garden. Adapun beberapa kelebihannya adalah, jika menggunakan track milik pengelolaan yang dilakukan oleh warga, tempat parkir akan sangat dekat dengan lokasi Goa Pawon, tiket masuk juga lebih murah. Namun tiket masuk disini mereka sebut sebagai tiket kebersihan, meski di area Stone Garden masih ada beberapa sampah yang berserakan, dan tempat sampah yang tidak terawat dengan baik. Hal lainnya adalah, tidak ada bukti pembayaran berupa tiket, serta tidak ada penjelasan mengenai asuransi, dan hak-hak pengunjung. Saya sedikit melakukan percakapan dengan petugas tiketnya. Oh iya, sebelumnya saya membayar tiket untuk masuk ke area Garden Stone ini sebanyak dua kali, yaitu pembayaran tiket di loket masuk ke Goa Pawon yang dikelola pemerintah, dan pembayaran di loket milik warga. Petugas tiket bilang bahwa loket ini dilakukan oleh warga sekitar, karena beberapa area tanah yang ada di Garden Stone ini adalah milik warga. Saya tidak berusaha mendebat beliau, dan hanya menangkap informasi sesuai dengan apa yang dikatakan.

Loket yang didirikan warga tepat di jalan masuk ke Stone Garden

Setelah masuk ke area Garden Stone, sesekali saya lihat beberapa warga menggunakan pakaian adat sunda membawa karung yang berisikan sampah-sampah yang telah dikumpulkan. Dari sini saya fikir, ya lumayan setidaknya ada hal yang dilakukan untuk kenyamanan pelanggan. Sementara belum ada dari pihak pemerintah yang bertanggung jawab akan kebersihan area, serta tidak banyak tempat sampah yang disediakan, tim pengelola yang dilakukan warga ini sangat bermanfaat. Jika dibayangkan, bagaimana jadinya Wisata Alam yang indah ini jika dipenuhi oleh sampah dari pengunjung. Sekedar saran, “mohon kepada pengunjung Garden Stone maupun tempat Wisata Alam lainnya, untuk selalu menjaga kebersihan area wisata. Untuk kenyamanan bersama, sebagai wujud tanggung jawab kita kepada dunia”.

Kesimpulan yang bisa didapat adalah, bahwa pengelolaan yang dilakukan oleh pihak pemerintah dan warga setempat memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Meski sebenarnya yang agak dirugikan dari dualism kepengurusan ini adalah pengunjung. Namun semoga kedepannya akan ada jalan tengah yang bisa memberikan keuntungan kepada pengelola dari pemerintah, kepada warga masyarakat sekitar, terlebih pengunjung yang terpenuhi hak-haknya. Aamiin.
Previous
Next Post »
Thanks for your comment