Akhir ramadhan 2014

Kumandang Takbir kian mendayu.
Menyusup kedalam syahdu insan dilanda rindu.
Kumandang Takbir bergema merdu.
Sadarkan diri milik-Nya yang satu.

Surau yang sebulan lalu selalu ramai. Mungkin akan sulit ditemui dibulan-bulan kedepan. Canda riang suara anak-anak bersemangat saling menggoda, saling berbangga. Suara kecil jauh dari kata merdu, namun berucap indah dalam lantunan sendu. Bedug dengan ukuran tak seberapa, terbuat dari bekas drum dari projek pembangunan jalan di desa, ditutupi dengan kulit sapi dari kurban dua tahun sebelumnya. Dentuman bedug yang dipukul bertalu, berusaha mengejar kalimat syahdu. Sesekali nada berubah, membuat nada semakin tak beraturan. Anak-anak yang memukul bedug lebih dari delapan orang, setiap orang memukul bagian-bagian yang berbeda. Sementara bagian keamanan masjid memegang kendali utama, pemegang pemukul bedug. Tak ada bagian anak-anak untuk hal itu, hanya bagian penyangga bedug atau bagian badan bedug yang menjadi sasaran. Speaker mesjid yang sudah berumur, sesekali bergerosok mengubah suara. Tapi tak apa, semua sudah memahami itu. Kesederhaaan yang istimewa, mengumandangkan keagungan Sang Maha Esa.

Sebulan tak terasa sudah.
Diakhiri dengan takbir dan hiasan masjid yang indah.
Sebagian insan justru merasa gundah.
Apakah ada jodoh berjumpa lagi dengan bulan yang berkah.


Previous
Next Post »
Thanks for your comment