Cinta, Remaja, dan Pacaran

Ini copas dari tulisan ane dulu. Semoga bermanfaat. 😄

Mendengar kata di atas pasti langsung ingat beberapa hal, kemungkinan yang pertama adalah pasangan lawan jenis, kemudian rasa nyaman bersama seseorang, rasa sakit yang memilukan, dan beberapa perasaan maupun fikiran lainnya yang berhubungan baik direct (langsung) atau indirect (tidak langsung) dengan kata cinta tadi. Cinta merupakan salah satu penyebab problematika dalam pergaulan remaja. Entah siapa yang memulai dan siapa yang memproklamirkan bahwa yang namanya cinta adalah hubungan 2 orang lawan jenis yang satu sama lain membuat nyaman dengan yang lainnya, namun apapun dan siapapun yang memulai ia telah berhasil meracuni remaja-remaja islam dewasa ini. Paradigma pemikiran mengenai cinta dan cinta-cintaan sudah rancu dan tidak berjalan pada jalurnya. Sekarang kita bahas sedikit mengenai cinta-cintaan menurut remaja islam jaman sekarang.
Seorang anak sekolah menengah pertama sekitar kelas VIII (delapan) “mengaku” sudah punya yang namanya pacar, menurutnya itu adalah cinta. Jadi secara tidak langsung mereka beranggapan bahwa yang namanya cinta itu adalah pacaran. Secara logika yang namanya pacaran adalah hubungan in-relationship antara dua insan yang berbeda jenis gendernya. Ok, sekarang begini bagi yang menurut you guys/girls semua bahwa yang namanya pacaran itu adalah cinta, sekarang kita lihat dampaknya pada diri pribadi dan orang lain. Dengan berpacaran beberapa remaja seperti you guys/girls yang sedang membaca dapat meningkatkan prestasi dalam belajar, meningkatkan motivasi ibadah, mengenal lebih jauh mengenai pasangannya, dan alasan-alasan lainnya. Sekilas terlihat dari anggapan tersebut bahwa yang namanya pacaran itu adalah hal yang positif dimana seseorang dapat menjadi lebih baik baik untuk dirinya maupun lingkungannya dengan yang namanya pacaran tersebut. Namun, kita putar otak sekali lagi. Selaku remaja islam yang gaul, funky, dan memiliki sikapn kepemimpinan yang tinggi, adalah suatu keharusan untuk kita memilih dan memilah apa yang terbaik, setuju?. Let’s we see perubahan pendapat mengenai cinta-cintaan alias pacaran. Pertama pacaran meningkatkan prestasi belajar, yang jadi pertanyaan berapa persen remaja yang memiliki prestasi luar biasa yang tidak memiliki pacar dengan remaja yang memiliki prestasi bagus dan memiliki pacar. Secara wonderfull ternyata e ternyata, remaja yang memiliki prestasi segudang dengan tidak memiliki pacar lebih baik dari pada remaja yang berprestasi yang memiliki pacar, apa you guys/girls semua tidak pernah berfikir bahwa kalian meski tanpa memiliki yang namanya pacar dapat memiliki prestasi yang gemilang bahkan prestasi yang mungkin ratusan kali lebih baik daripada prestasi kalian yang sekarang yang mana kesibukan kalian untuk mencetak prestasi tidak akan terbagi lagi menjadi dua dengan memikirkan prestasi itu sendiri dan si doi. Kedua pacaran meningkatkan motivasi ibadah, secara harfiah itu bagus meingkatkan ibadah gitu loh! Tapi, sekali lagi TAPI apa you guys/girls tidak pernah berfikir bahwa ibadah yang you guys/girls disana amatlah rawan, kenapa? Karena yang namanaya ibadah tidak lain dan tidak boleh berniat selain karena Allah SWT. Mungkin you guys/girls berfikir “ah enggak juga, aku tetep ibadah karena Allah” tapi coba fikir sekali lagi berapa you guys/girls beribadah hanya karena si doi ada di samping you guys/girl. Hati-hati dengan ibadah yang seperti itu, jangan-jangan sudah capek beribadah tidak bernilai di hadapan-Nya. Ketiga mengenal lebih jauh pasangannya, tapi ada yang kita semua lupakan. Apakah kita sudah mengenal Allah SWT, jangan sampai kita hanya mengenal mahluknya yang tiada seberapa jika di banding dengan penciptanya yaitu Allah SWT. Ini sangat penting dimana masa remaja merupakan masa yang rentan dimana seseorang akan sangat mudah di beri doktrin yang negatif. So, be carefull guys/girls, kenali dirimu, kenali saudaramu, yang terpenting kenali Penciptamu. Sebenarnya masih banyak lagi alasan-alasan pacaran yang dapat di lihat atau di fikir dua kali yang ternyata efeknya benar-benar rentan terhadap diri kita sendiri.
Setelah membahas mengenai side efect berpacaran sekarang kita lihat kenyataan mengenai paradigma cinta pada usia remaja. Pada usia 13-19 tahun, seseorang akan merasakan pubertas pada masa itu seseorang cenderung akan sensitif terhadap lawan jenisnya (kecuali jika orang tersebut memiliki kelainan dalam berfikir maka ia mungkin akan sensitif terhadap sesama jenis). Rasa “cinta” yang you guys/girls rasakan sekarang sebenarnya adalah efek dari hormon yang sedang berkembang dalam otak kalian selaku remaja. Hormon-hormon yang dimaksud adalah hormon serotonin, hormon dopamin, dan norefinefrin yang berkembang pesat sehingga efeknya meledak-ledak dalam euforia yang mengakibatkan kalian teu pararuguh ketika kalian mendapat sedikit simpati dari lawan jenis. Perkembangan hormon tersebut membuat seseorang sakau terhadap efek yang ditimbulkan tersebut, sehingga bagi yang sudah mengelami kegagalan dalam hubungan atau istilahnya putus akan terus mencoba dan mencoba untuk merasakan efek yang tibul ketika ketiga hormon tersebut berkembang dalam otak kalian. Jadi yang namanya cinta pada seusia kalian adalah hanya efek dari kombinasi kimiawi dalam tubuh saja, TIDAK lebih. Pada suatu riset yang dilakukan oleh antropolog yang bernama Helen Fischer, diketahui ternyata ketika seseorang di”mabuk asmara” maka keadaanya sama 100% dengan orang yang memiliki penyakit kejiwaan alias gila. Dimana keduanya hidup dalam dunia yang diciptakan sendiri, dunia yang bernilai “positif” menurut masing-masing dimana sang pecinta merasa dirinya berada di dunia ini hanya berdua dengan pasangannya dan yang lainnya ngontrak hehehe…. Jadi hati-hati yang sedang jatuh cinta, ternyata rasa cinta yang kita rasakan dan kita lakukan sekarang tiadalah memiliki arti yang lebih spesifik. Bagaimana mungkin seorang remaja langsung mengatakan bahwa pacarnya adalah cintanya? Padalah beberpa bulan atau hari kemudia mereka “putus”. Yang namanya cinta di bentuk setelah menikah, orang yang menikah pun belum bisa disebut cinta karena ada kemungkinan untuk berpisah. Cinta yang dapat di bilang cinta contohnya adalah kakek nenek kita, orang tua kita sedangkan kita dan di doi masih jauh kalo di bilang cinta mah, ya?
Hati-hati! Terhadap cinta yang engkau jalani. Sesungguhnya Allah SWT Maha Mencintai dan yang patut dicintai, namun Allah SWT juga dapat cemburu dimana ada mahluk-Nya yang men-duakan-Nya. Bagi yang sudah pacaran bagaimana? Ya sudah silakan lanjutkan namun hati-hati jika Allah mem-black list kalian dengan kata cemburu, you guys/girls yang akan merasakannya. So be honest with your self and get real that, apa yang dirasakan sekarang hanyalah efek dari pubertas kita selaku manusia yang normal. Berfikir panjang sebelum melangkah, pastikan bahwa itu adalah yang terbaik untuk diri pribadi dan orang di sekitar kita.


Previous
Next Post »
Thanks for your comment